1. Suicide

Bunuh diri sering dipahami sebagai proses yang berkembang dalam kesungguhan dari kematian yang berkeinginan untuk ide bunuh diri, kemudian ke perencanaan dan kemudian ke upaya, dengan risiko meningkat pada setiap tahap (Thompson et al., 2012)

Situs World Population Review menampilkan data yang diperbarui sampai tahun 2018 dari WHO, rata-rata angka kasus bunuh diri di Indonesia adalah 3,4 per 100,000 jiwanya, dengan rata-rata angka kasus bunuh diri laki-laki yaitu 4,8, lebih besar dibandingkan dengan perempuan yaitu 2.

 

 

  1. Pengertian Suicide Prevention

Suicide Prevention: Urgensi, Strategi, dan Program

Suicide Prevention atau pencegahan bunuh diri merupakan upaya mengurangi resiko bunuh diri.  Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai strategi dan program yang dapat melibatkan pemerintah, tenaga pendidik, dan komunitas. Dalam pelaksanaannya, program dan strategi pencegahan bunuh diri memerlukan perhatian lebih untuk mempertimbangkan intervensi yang sesuai demi terciptanya perilaku pencarian pertolongan (help-seeking behavior).

 

 

  1. Pentingnya Suicide Prevention

Education and Awareness Program 

Masyarakat yang familiar dengan tanda dan simptom diharapkan dapat mengenali gejala pada diri sendiri dan orang lain. Pendidikan publik pun turut menciptakan ekosistem yang tidak menstigmai penyakit mental dan bunuh diri. Melalui diskusi, masyarakat dapat memahami SOS (Signs of Suicide) dan menanggapinya dengan serius.

 

Screening (for high risk person)

Identifikasi individu beresiko dan mengarahkannya ke perawatan tentu menjadi langkah adekuat dalam memetakan individu berpotensi bunuh diri.

 

Treatment

Intervensi farmakoterapi, psikoterapi, dan perawatan lanjutan setelah percobaan bunuh diri lainnya dapat membantu individu menghindarkan diri dari percobaan bunuh diri lebih lanjut.

 

Restricted Access to Lethal Means

Percobaan bunuh diri dengan benda terlarang seperti senjata tajam, pestisida, dan barbiturat di berbagai negara menurun secara drastis setelah adanya peraturan dan larangan penggunaan benda terkait.

 

Media Reporting of Suicide

Dengan tidak menggambarkan bunuh diri sebagai penyelesaian masalah, media turut membantu upaya pencegahan bunuh diri. Kampanye penghentian pelaporan bunuh diri memotong 80% bunuh diri di Austria

 

Gatekeeper and Peer Leadership Training

Mengajarkan lingkungan sekitar seperti staf, tenaga pendidik, atau teman sebaya mengenai keterampilan mengidentifikasi gejala dan tanda-tanda bunuh diri serta merespon secara efektif setidaknya membantu menciptakan ekosistem dengan ‘natural helpers’

 

  1. Faktor Resiko

a. Mental disorder

Sekitar 90% dari orang yang melakukan bunuh diri mengalami setidaknya satu mental disorder, dengan 50-65% memiliki kriteria depresi.

b. Faktor kepribadian

Kepribadian tertentu sering dikaitkan sebagai faktor perilaku bunuh diri, seperti tingkat percaya diri yang rendah, keputusasaan, impulsif, kemampuan memecahkan masalah yang rendah.

c. Faktor keluarga

Sekitar 50% dari kasus bunuh diri remaja, faktor keluarga terlibat. Tingkat upaya bunuh diri cenderung meningkat pada remaja yang yang terpapar psikopatologi dari orang tua, termasuk depresi.

d. Peristiwa spesifik

Kehilangan seseorang memiliki dampak yang besar, kematian keluarga dan teman dekat, putusnya hubungan bisa menjadi salah satu faktor upaya bunuh diri. Masalah akademik juga berpengaruh.

e. Pengaruh dan imitasi

Efek dari imitasi upaya bunuh diri akan semakin kuat jika ada kesamaan antara seseorang dengan model (usia, jenis kelamin, latarbelakang) ataupun jika model tersebut adalah orang yang mereka kagumi. Perilaku imitasi ini bisa menjadi lebih besar yang ditandai dengan terjadinya suicide cluster, tiga atau lebih bunuh diri terjadi dalam ruang dan waktu yang ditentukan.

 

  1. “Warning sign” orang yang memiliki suicidal ideation

a. Membicarakan kematian atau ingin membunuh dirinya

b. Mencari cara untuk membunuh diri

c. Berbicara tentang perasaan tidak berdaya dan tidak memiliki harapan

d. Berbicara tentang perasaan tidak mampu menghadapi rasa sakit

e. Berbicara bahwa dirinya hanya seorang pengganggu

f. Bertindak cemas, gelisah, atau gegabah

g. Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak

h. Menarik diri atau merasa terisolasi

i. Menampakkan perubahan suasana hati yang ekstrem

 

  1. Cara merespon orang yg memiliki kecenderungan untuk bunuh diri

  • Jadi diri sendiri dan jangan berpura-pura. Tunjukkan ketulusan.
  • Mendengarkan tanpa menilai, sabar dan tenang
  • Jangan menganggap remeh omongan tentang bunuh diri
  • Jangan berdebat dan berargumen
  • Buat seseorang yang memiliki kecenderungan bunuh diri merasa bahwa dirinya tidak sendiri
  • Tawarkan harapan dan bantuan

 

  1. Cara prevensi (orang awam)

a. Tentang caregiver dan memahami usaha usaha yang dapat dilakukan untuk dapat mencegah orang terdekat dalam upaya bunuh diri.

Caregiver terutama keluarga memainkan peran penting dalam memberikan dukungan dan mendeteksi tanda-tanda peringatan yang dapat membantu proses pencegahan bunuh diri ( Le Moal, Lemey, Walter & Berrouiguet, 2018).

 

b. Tips tips bagi caregiver

  • Pahami dan deteksi tanda-tanda potensi bunuh diri
  • Berikan dukungan emosional
  • Komunikasi yang aktif dan efektif
  • tidak menunggu orang tersebut meminta bantuan (aktif  dalam memberikan perhatian
  • Jangan lupa untuk menjaga kesehatan mental diri

 

c. Tips tips untuk masyarakat dalam menyikapi bunuh diri di lingkungan sekitar melakuakan suicide postvention

  • Segera setelah adanya peristiwa bunuh diri, suicide postvention dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan media untuk mendorong pemberitaan yang aman. Misalnya, dengan melaporkan berita secara tepat, netral, serta tetap menjaga privasi orang yang melakukan bunuh diri maupun keluarga atau kerabatnya.
  • Menolong orang-orang yang terkena dampak dari peristiwa bunuh diri untuk membantu berduka dengan cara yang dapat menghindari risiko copycat suicide.
  • Membangun kapasitas tenaga dukungan dan perawatan, meliputi profesional dan peer-support, untuk mereka yang membutuhkan.
  • Menyediakan dukungan dan petunjuk untuk teman dan anggota keluarga yang berkabung.

 

 

  1. Kontak/hotline

Sayangnya, saat ini tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Namun apabila kamu/orang terdekatmu membutuhkan pertolongan, bisa mendatangi layanan psikologi terdekat. Puskesmas di Yogyakarta telah menyediakan layanan psikolog.

Selain itu bisa mengunjungi website dibawah ini untuk melakukan konseling online:

  1. https://pijarpsikologi.org/konsulgratis/
  2. http://www.saveyourselves.id/ (juga menyediakan list nomer telefon suicide hotline squad yang dapat dihubung).
  3. Curhat dengan peer counselor melalui LINE@: @curhatalpas
  4. No resmi pemerintahan : Layanan gawat darurat 119

Dapat dihubungi jika melihat orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri. Selain itu juga dapat dihubungi apabila masyarakat memiliki keluh kesah.

 

 

 

Referensi:

Bilsen, J. (2018). Suicide and Youth: Risk Factors. Frontiers in Psychiatry,9. doi:10.3389/fpsyt.2018.00540

Budi Mutiara, A. (2018, June 26). Pentingnya Suicide Postvention: Upaya Setelah Kematian Bunuh Diri. Retrieved from https://www.intothelightid.org/2018/06/23/pentingnya-suicide-postvention-upaya-setelah-kematian-bunuh-diri/

Katz, Cara., Bolton, Shay-Lee., Katz, Laurence., Isaak, Corinne., Jones, Toni Tilson., Sareen, Jitender., Swampy Cree Suicide Prevention Team. (2013). Prevention and treatment: A systematic review of school-based suicide prevention programs. Depression and Anxiety. 30:1030-1045

Le Moal, V., Lemey, C., Walter, M., & Berrouiguet, S. (2018). Viewpoint: Toward Involvement of Caregivers in Suicide Prevention Strategies; Ethical Issues and Perspectives. Frontiers in Psychology, 9. doi:10.3389/fpsyg.2018.02457

Mann, J. J., Apter, A., Bertolote, J., Beautrais, A., Currier, D., Haas, A., Hendin, H. (2005). Suicide Prevention Strategies. JAMA, 294(16), 2064.

Preventing suicide: A global imperative. (2014). World Health Organization.

SAVE. (n.d). Warning Sign of Suicide. Retrivied from https://save.org/about-suicide/warning-signs-risk-factors-protective-factors/

Suicide. (n.d.). Retrieved August 18, 2019, from https://www.apa.org/topics/suicide/

Suicide Rate By Country 2019. (2019, August 15). Retrieved August 19, 2019, from http://worldpopulationreview.com/countries/suicide-rate-by-country/

Thompson, A. H., Dewa, C. S., & Phare, S. (2012). The suicidal process: Age of onset and severity of suicidal behaviour. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, 47(8), 1263–1269. https://doi.org/10.1007/s00127-011-0434-0

 

Categories: Artikel

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.