Latar Belakang 

Pada April 2021, Nadiem Makarim dilantik menjadi Mendikbud-Ristek RI (Kompas.com, 28/4/2021) setelah sebelumnya dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 2019 lalu (Kompas.com, 23/10/19). Salah satu terobosan besar yang beliau lakukan adalah program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Merdeka Belajar Kampus Merdeka, atau yang biasa disingkat MBKM merupakan sebuah kebijakan yang dimaksudkan untuk mendorong mahasiswa agar menguasai tidak hanya disiplin ilmu yang dipelajarinya di universitas, tetapi juga berbagai bidang ilmu dan keterampilan melalui experiental learning. Hal ini disinyalir akan berguna saat mahasiswa memasuki dunia kerja dan pengembangan karakter. Dalam kebijakan ini, dilansir dari Buku Panduan Penyelenggaraan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, mahasiswa memiliki kesempatan hingga dua puluh SKS untuk menempuh pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama, dan kesempatan hingga empat puluh SKS untuk menempuh pembelajaran di luar perguruan tingginya. Dalam Fakultas Psikologi UGM, kebijakan ini telah diterapkan pada angkatan 2020, yang resmi menjadi mahasiswa pada pertengahan 2020 lalu, yang artinya kebijakan ini telah berjalan selama kurang lebih satu tahun. 

Untuk mengetahui realisasi kebijakan ini lebih lanjut, LM Psikologi UGM melalui Departemen Advokasi dan Aksi melakukan survei mengenai pelaksanaan MBKM di lingkup

Psikologi UGM. Penjaringan aspirasi tersebut dimulai tanggal 2 Mei hingga 23 Mei 2021 dengan total responden adalah 33 mahasiswa Psikologi UGM angkatan 2020. 

MBKM di Psikologi 

MBKM menekankan pada adanya kesempatan pembelajaran di luar program studi. Pembelajaran itu dapat berupa pembelajaran dalam program studi berbeda di perguruan tinggi yang sama, pembelajaran dalam program studi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda, pembelajaran dalam program studi berbeda di perguruan tinggi yang berbeda, dan pembelajaran di luar perguruan tinggi. Pembelajaran di luar perguruan tinggi dilaksanakan dalam beberapa

bentuk, yakni kegiatan pengabdian kepada masyarakat, proyek kemanusiaan, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian/riset, magang/praktik kerja, kegiatan wirausaha, pertukaran mahasiswa, dan studi/proyek independen, seperti yang tercantum dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Dari banyaknya jenis kegiatan, lazimnya juga ikut membuka banyaknya kesempatan. Akan tetapi, dari hasil survei, mayoritas responden belum mengetahui secara rinci, atau bahkan tidak mengetahui sama sekali terkait program-program dalam kebijakan MBKM. 

Fakta yang cukup mengejutkan adalah mayoritas dari responden belum pernah mendengar atau pun mengetahui terkait program pertukaran pelajar dalam satu perguruan tinggi yang sama dengan prodi yang berbeda. Sedikitnya jumlah mahasiswa yang mengetahui tentang program ini ternyata juga dipengaruhi oleh tidak adanya atau kurangnya sosialisasi tentang pilihan prodi yang dapat diambil berdasarkan latar belakang keilmuan masing-masing jurusan yang bertujuan untuk menunjang keilmuannya tersebut. Berdasarkan jawaban responden, Fakultas Psikologi UGM sendiri juga masih kurang mengadakan program sosialisasi mengenai pilihan jurusan yang memiliki hubungan dengan ilmu psikologi sendiri. 

Terlepas dari masih minimnya pengetahuan mengenai MBKM pada mahasiswa, mayoritas dari responden merasa tenaga pengajar atau dosen telah menerapkan proses belajar yang kolaboratif dan partisipatif. Hal ini merupakan sesuatu yang positif mengingat mahasiswa akan lebih fokus pada materi sehingga penyampaiannya akan lebih efektif jika dosen terlibat aktif dalam interaksi dengan mahasiswa. Apabila mahasiswa dapat menguasai materi dengan baik, maka keterampilan dan kemampuannya di bidang yang dipelajarinya juga akan meningkat. Hal

tersebut dapat menjadi nilai tambah bagi mahasiswa dalam bersaing di dunia kerja nanti karena kompetensinya di bidang tertentu sudah mencapai tahap yang tinggi. 

Namun, membahas mengenai sistematika mata kuliah, hampir seluruh responden merasakan tekanan karena padatnya mata kuliah yang diberikan sehingga kurang optimal dalam menjalani perkuliahan. Hal ini karena responden merasa kelelahan dan terbebani secara tidak langsung oleh beberapa tuntutan akademik ditambah lagi kegiatan di luar akademik. Padatnya mata kuliah juga berimbas pada materi yang diberikan pun menjadi kurang mendalam dan terasa terburu-buru, serta dapat memecah fokus mahasiswa. Tidak bisa dipungkiri bahwa efektivitas pemadatan mata kuliah bergantung pada kebijakan fakultas masing-masing dalam

menjalankannya. Akan tetapi, optimal atau tidaknya dalam memahami materi tetap bergantung pada masing-masing individu karena memiliki kemampuan atau kapasitas yang berbeda. 

Terdapat pula pro dan kontra pada aspek fungsional program MBKM mengenai keterampilan yang dipelajari. Beberapa responden memberikan optimisme bahwa program ini dapat memberikan pembekalan dengan berbagai pertimbangan seperti tuntutan dunia kerja saat ini yang membutuhkan ilmu interdisipliner, dapat menambah kompetensi yang dibutuhkan saat bekerja nanti, hingga dapat menambah soft skills yang akan berguna di dunia kerja. Di lain pihak, ada pula ketidakyakinan yang disebabkan belum adanya efektivitas pada program MBKM ini. Pertimbangan materi yang tidak sekomprehensif kurikulum sebelumnya pun menjadi alasan mengapa MBKM diragukan efektivitasnya dalam menambah keterampilan bagi mahasiswa. 

MBKM memberikan hak belajar tiga semester di luar program studi. Tiga semester bukan merupakan waktu yang singkat, mungkin saja dalam proses ini mahasiswa dapat mengalami pecah konsentrasi. Dalam konteks ini, responden memberikan respon yang cenderung negatif, yakni mungkin terjadi penurunan nilai di beberapa mata kuliah, kurangnya fokus mahasiswa pada bidang studi yang dipilih, kesulitan mengatur waktu, serta kurang menyeluruhnya pemahaman terhadap materi yang diberikan. Di sisi lain, terdapat optimisme bahwa hal ini masih dapat diimbangi tergantung pada kemampuan individu masing-masing. Selain itu, respon positif yang lain adalah mahasiswa akan memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai berbagai disiplin ilmu, terbangunnya etika kerja dan adaptasi terhadap proses kerja, dan mahasiswa akan lebih memahami bagaimana praktek kerja dilapangan.

Sejalan dengan tujuan kampus merdeka untuk membentuk lulusan yang lebih siap bersaing di lapangan, diperlukan pula fasilitas bimbingan karir untuk menyeimbangkan segi kompetensi serta segi mental mahasiswa. Fasilitas bimbingan karir yang disediakan oleh Fakultas Psikologi sendiri dinilai responden sudah cukup memadai, namun belum dapat dengan mudah diakses serta tepat guna untuk membantu dalam mengetahui dan mengarahkan tujuan karir mahasiswa. Mayoritas responden sendiri menilai dirinya masih belum mengetahui apa output yang akan mereka harapkan ataupun akan dihasilkan selama menjalankan program MBKM. Hal ini mengartikan bahwa mahasiswa sendiri masih meraba-raba mengenai apa yang akan mereka dapatkan setelah menyelesaikan program tersebut.

Kesimpulan 

Dalam jangka panjang, program MBKM ini masih merupakan program baru sehingga belum banyak data yang dapat dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan apakah MBKM dapat menjadi solusi dari masalah-masalah di Indonesia, seperti pengangguran. Selain itu terdapat anggapan bahwa program ini kurang efektif serta kenyataannya sulit untuk dapat diterapkan. Namun, terdapat juga optimisme bahwa dengan adanya program MBKM ini mahasiswa mendapat skill, pengalaman, keterampilan lainnya. Harapannya program ini dapat menunjang kemampuan yang dimiliki serta dapat mengembangkan kemampuan kedepannya. 

Saran 

Berdasarkan analisis survei yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pihak fakultas, baik dari target, kebijakan, maupun fasilitasnya. Secara umum, fakultas perlu memahami kesiapan mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan kerja. Mahasiswa juga perlu dibekali terlebih dahulu mengenai hal-hal yang akan berkaitan secara langsung dengan dunia kerja. Selain itu, menunjukkan dan menganalisis data alumni, di mana mereka bekerja, dan berapa lama jeda dari mereka lulus hingga mendapat pekerjaan dapat pula menjadi strategi untuk mempersiapkan serta memberi pemahaman kepada mahasiswa dalam dunia kerja. Lebih lanjut lagi, fakultas dapat pula mengadakan program sertifikasi khusus untuk mahasiswa dan mengadakan bimbingan karir serta melihat jumlah partisipannya, juga dapat memberikan suatu tes khusus atau pengenalan mengenai hal apa yang akan mahasiswa temui di dunia luar.

Selain dari pihak fakultas, mahasiswa sendiri pun dapat menentukan kesiapan diri mereka untuk terjun ke dunia kerja sebagai bentuk mewujudkan salah satu tujuan dari MBKM ini. Pada intinya, mahasiswa perlu memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimiliki, percaya diri dalam menyelesaikan masalah, dan memiliki pola pikir yang dewasa dan bijak. Mahasiswa dapat menilai pula kemampuan dan keahlian mereka dalam berkarir, baik melalui program magang, kepanitiaan, relawan, penelitian, dan lain-lain. Mereka pun dapat melakukan background checking untuk mengetahui etos kerja, inovasi, problem solving, serta soft skill lain yang melekat pada diri mereka. 

Melalui survei ini pula telah terkumpul saran yang disampaikan mahasiswa terkait pengembangan penerapan MBKM di Fakultas Psikologi UGM kedepannya. Salah satu saran yang disampaikan adalah fakultas dapat lebih mensosialisasikan program ini sehingga lebih banyak pula mahasiswa yang sadar tentang penerapan MBKM. Fakultas juga dapat lebih menggencarkan sosialisasi program MBKM di lingkup sivitas akademik. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak informasi mengenai program dan selalu melakukan update mengenai program yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Fakultas pun dapat membuat sebuah kanal informasi kolektif yang khusus dan terpusat mengenai penawaran program ini. Dalam pengembangannya, program ini harus diprediksi dengan matang terbukti efektif untuk mahasiswa. Fakultas dapat melibatkan mahasiswa dalam proses pembuatan program agar pihak fakultas pun dapat tahu dan paham akan apa yang sebenarnya dibutuhkan mahasiswa. Selain itu, walaupun program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dari pengalaman lapangan, pemahaman dasar pun harus tetap dikuatkan agar siap menghadapi permasalahan di masa depan. 

Referensi: 

Dilantik Jadi Mendikbud-Ristek, Nadiem: Riset dan Teknologi Sangat Dekat di Hati Saya. (2021). Kompas.com. Diakses 24 Mei 2021 dari

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/28/16224181/dilantik-jadi-mendikbud-ristek-n adiem-riset-dan-teknologi-sangat-dekat-di?page=all 

Dilantik Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Mengaku Masih Kaku. (2020). Kompas.com. Diakses 24 Mei 2021 dari 

https://nasional.kompas.com/read/2019/10/23/13490661/dilantik-jadi-mendikbud-nadiem makarim-mengaku-masih-kaku 

Panduan Penyelenggaraan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. (2020). Universitas Gadjah Mada. Diakses dari 

http://pika.ugm.ac.id/file/buku-panduan-penyelenggaraan-merdeka-belajar-kampus-merde ka-ugm/

Categories: Artikel

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.