Pos oleh :

LM Psikologi UGM

Glorifying Mental Illness: Perihal Estetik atau Masalah Pelik?

Prolog 

Kesehatan mental merupakan salah satu topik yang mulai gencar dibahas di media sosial masa kini. Masyarakat mulai memahami bahwa kesehatan mental memang berperan besar dalam kehidupan seseorang dan sama pentingnya dengan kesehatan jasmani. Besarnya keingintahuan masyarakat terkait informasi mengenai kesehatan mental mendorong mereka untuk saling berbagi mengenai pengetahuannya tentang hal tersebut, mulai dari ciri mental yang sehat, cara mengembangkan perilaku sehat mental, hingga macam-macam gangguan mental. Namun, yang luput dari baiknya penyebaran informasi terkait kesehatan mental ini adalah informasi yang kredibel serta cara penyampaian yang tepat. Padahal, faktor penyampaian ini sangat penting agar makna yang ingin diberikan tepat sasaran. 

read more

Payung Hukum Untuk Psikologi: Penting Atau Tidak?

Latar Belakang

Pada 2020 silam, publik sempat ramai terkait kasus perseteruan antara seorang praktisi psikologi, Dedy Susanto (DS), dan seorang selebgram, Revina. Revina melaporkan DS ke polisi atas dugaan tindakan penipuan sebagai psikolog gadungan dan pelecehan seksual terhadap para kliennya saat melakukan praktik. DS diduga melakukan praktik Psikologi di luar kewenangannya sebagai Doktor Psikologi. Hal ini tentu melanggar Kode Etik Psikologi Indonesia, yang menyatakan bahwa DS, meskipun memiliki gelar Doktor Psikologi, termasuk ilmuwan Psikologi dan tidak boleh melakukan praktik Psikologi (Fahmi, 2020). Akan tetapi, meskipun tindakannya dianggap tidak etis oleh banyak profesional kesehatan mental, apa yang dilakukannya tidak dapat disalahkan atau dituntut karena belum adanya payung hukum yang mengatur tentang hal tersebut.

read more

Satu Tahun Pandemi: Meningkatnya Kekerasan Basis Gender Online

Latar Belakang 

Dalam beberapa tahun terakhir, angka kekerasan seksual terus mengalami peningkatan. Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Nahar, dalam webinar bertajuk “Percepatan Pengembangan PATBM di Masa Pandemi Covid-19 Tahap II”, menyebutkan sejak Januari hingga Juli 2020 terjadi peningkatan kekerasan pada anak yang didominasi oleh kekerasan seksual. Data tersebut berdasar pada data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA). Jika dirincikan, angkanya mencapai 2.556 kasus (Mashabi, 2020). Konsultan Isu Gender, Tunggal Pawestri, mengungkapkan bahwa kekerasan berbasis gender telah meningkat sampai 63%, sedangkan kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) naik hampir 300% (Tanjung, 2021). Data ini juga didukung oleh Dokumen Rilis Pers SAFEnet 2021, yang menyebutkan pada masa pandemi COVID-19, angka KBGO mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat.

read more